Kh. anwar sanusi on this monday


UNTUK INTROSPEKSI DIRI SENDIRI

"Energi Dakwah Kita”

1. Di era gadget ini org ngga asing dgn "power bank". “Power Bank” adalah alat charger portable…bisa dibawa kemana-mana

2. Manfaatnya jelas, untuk men-charge gadget/smartphone dimana saja, tanpa butuh sumber listrik

3. Syarat “power bank” agar berfungsi cuma satu ; di-charge dulu sampai penuh. Di charge dulu…karena “power bank” menyimpan energi listrik

4. Kapasitas “power bank” bermacam-macam, ada yang 3000 ampere, 5000 ampere atau ada yang 13.000 ampere

5. Semakin besar ampere-nya maka semakin banyak gadget/smartphone yang bisa di charge oleh Power Bank

6. Apa hubungannya Energi Dakwah Kita dengan “Power Bank”???

7. Da’i bisa diibaratkan seperti “power bank”, gadget/smartphone ibarat ummat, sedangkan listrik adalah Ibadah Yaumiyah kita

8. Ketika “power bank” tidak di charge oleh listrik, maka “power bank” tsb tidak bisa mengisi energi gadget/smartphone yang lowbatt atau mati…

9. “power bank” yang tidak di charge oleh listrik tidak bisa menghidupkan gadget/smartphone yang lowbatt atau mati, sehingga gadget/smartphone tsb tidak berfungsi dan bermanfaat

10. Antum bisa bayangkan kalau da’I yang tidak mengisi waktunya beribadah secara maksimal, maka ia ibarat power bank kosong…power bank tidak di charge…

11. Ia tidak bisa memberikan energi pada ummat atau orang-orang yang dibinanya…

12. Ia tidak bisa menghidupkan ruh ummat…karena ia tidak punya energi…

13. Pepatah Arab mengatakan : “Faqidu Syai’ Laa Yu’thi” ; “Orang yang tidak MEMILIKI tidak akan bisa “MEMBERI”

14. Dai yang meremehkan ibadah Yaumiyah-nya…maka ia adalah “power bank” kosong…tanpa energi…

15. “Power Bank” kosong justru menjadi beban…bukan manfaat…

16. Bagaimana mungkin ummat akan mendapat cahaya hidayah dari Sang Da’I kalau Da’i-nya tidak punya cahaya…

17. Bagaimana mungkin ummat akan mendapat energi hidayah, kalau Sang Da’I kosong energinya…

18. Kelemahan ibadah yaumiyah Sang Da’I bukan berdampak pada dirinya sendiri, tetapi berdampak  pada ummat…

19. Bagaimana Sang Da’I memulai harinya, maka itu juga akan terkait dengan efek dakwahnya…

20. Syarat menjadi pasukan Izzudin Al-Qassam ternyata seleksi pertama bukan badan yang gempal atau skill yang mumpuni, tetapi yang pertama dilihat adalah apakah rutin Sholat Subuh berjamaah di Masjid…

21. Sholahudin al Ayyubi menjadi komandan perang utk membebaskan Al Aqsho karena dia lulus 3 pertanyaan dari tim seleksi…

22. Pertanyaan pertama; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan dari Sholat 5 waktu? Sholahudin orangnya

23. Pertanyaan kedua; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan dari sholat Tahajud? Sholahudin orangnya…

24. Pertanyaan ketiga; siapa yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid? Sholahudin orangnya…

25. Dengan 3 amal itu-lah Shaolahuddin al Ayyubi sukses dengan misinya…

26. Urgensi Tahajjud sudah terlalu banyak referensi yang bisa kita baca…

27. Urgensi Sholat Subuh berjamaah di Masjid sudah terlalu banyak referensi yang bisa kita baca…

28. Keberkahan di aktivitas subuh kita merupakan energi dakwah kita…pasti akan berbeda aura hidup seorang da’I yang memulai subuh dengan optimalisasi ibadah dengan yang tidak…

29. Di tambah lagi dengan Doa Al Matsurat…manambah energi dan perlindungan dari Allah SWT…

30. Belum lagi di tambah tilawah Quran dan zikir-zikir lainnya…

31. Ketika ibadah yaumiyah kita optimal, maka Sang Da’I ibarat “power bank” FULL…dengan kapasitas ribuan ampere…

32. “Power Bank” FULL siap dibawa kemana saja…siap men-charge gadget/smartphone apa saja…

33. Ummat ini adalah gadget-gadget lowbatt…handphone2 mati, yang perlu di charge energi da’i…mereka butuh “power bank” yang FULL, butuh “power bank” dengan kapasitas besar ribuan ampere…

34. Sesungguhnya ummat ini sedang menanti energi-energi dakwah dari para Sang Da’i…ditengah kegalauan nafsu dunia dan ringkihnya iman mereka…

35. Kalau Da’I tidak memperbaiki energinya…maka ummat kita akan menjadi ummat lowbatt…Semoga Tidak Terjadi

Ringkasan Taujih Mujahid Da`wah
**********

Berasa jauh banget dari sharing di atas. Ya Allah ya Rabbana... ijinkan kami menjadi lebih bermanfaat untuk agama kami...

Udah melancarkan rencana mau ngajak anak-anak sholat jamaah 5 waktu di masjid.

Kemarin pas waktu sholat magrib aku dan ayah salman ajak anak-anak ke masjid. Mereka seneng banget. Karena biasanya pas.magrib semua harus masuk rumah padahal mereka masih main di teras.

Shabran berangkat sama ayah duluan. Salman berangkat sama aku, nunggu aku wudhu dan pake mukena plus kunci pintu rumah dulu. Barulah kita jalan ke masjid. Sampe masjid takbir rakaat kedua. Shabran masih tenang berdiri di sebelah ayah. Mungkin dia ada di shaf dalam, karena pas sholat magrib di hari ahad shafnya cukup banyak. Pas salman datang, mungkin dia nyari adiknya, dan shabran langsung kesenengan liat kakaknya. Jadi deh ribut masjid dengan suara cekikikan shabran yang membahana. Semoga bapak imam sholatnya tetep konsentrasi dan ngga termasuk yang suka marah kalo ada anak kecil berisik di masjid. Soalnya ada 1 bapak yang secara ga langsung bilang ke ayah salman katanya kalo dia denger berisikan anak kecil pas dia lagi jadi imam, maka langsung buyarlah hapalan bacaan suratnya. Kasian sekali ya.

Akunya selama sholat malah jadi deg-degan semoga shabran ga lama-lama cekikikannya. Dilema juga sih, maksud hati kami mau ngajarin anak untuk pembiasaan sholat di masjid dan biar cinta masjid. Tapi kadang ngga enak juga sama jamaah masjid lain, kan ngga semuanya suka sama keberisikan suara anak kecil pas sholat di masjid.

Mungkin penjelasan ke salman dan shabran harus lebih menghujam dan menyentuh jiwa mereka, biar mereka agak sadar dan tertib pas diajak ke masjid. Hmm. Cari buku tentang anak yang sholat tertib di masjid bisa kali ya.

------

Pagi tadi, ada ustadz kh. Anwar sanusi di acara bimbingan rohani pegawai. Diingatkan kembali untuk selalu meluruskan niat. Karena niat baik akan dapat pahala. Dan niat buruk pun akan dapat balasan dosa. Kemudian, jangan ragu bersedekah dan menyantuni anak yatim. Ngga akan miskin kata pak kiyai, kalo ada yang miskin karena sedekah berarti nabi berdusta katanya. Ngga mungkin banget kan. Kemudian kita harus selalu optimis dan positif thinking.

Ceramahnya menyentuh banget apalagi pas diceritain tentang meninggalnya orang shalih dan meninggalnya orang jahat. Ya Allah... semoga kematianku nanti jadi khusnul khatimah... aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ke bdn erie citayam

Call for tukang urut

Salute to ...