alhamdulillah wa syukurillah
MasyaAllah alhamdulillah hari jumat kemarin kami tiba pulang umroh, masyaAllah rasanya takjub bisa melihat langsung kabah, dan puas puasin doa segala macam dari a sampai z, dari urusan pribadi sampai negara.
Kita berangkat di hari kamis tanggal 22 desember, saya sudah lama ngga naik pesawat lagi, pas nyium hawa pesawat entah kenapa auto puyeng, perjalanan siang sampai tiba menjelang maghrib di jeddah, baru landing aja berasa kayak mimpi banget, mengingat perjuangan sebelum tiba disana, dari mulai awal rencana nabung untuk haji belum kepikiran umroh, trus daftar haji tahun 2020, dapat estimasi keberangkatan 2069, dikira ngga akan bisa diambil uang yang sudah masuk, ternyata setelah browsing dan nanya nanya bisa ditarik uangnya, daripada nunggu haji reguler sampe lumutan lebih baik uangnya diambil dan daftar umroh, waktu itu udah pengen banget bisa ketemu sama kabah dan masjidil haram serta masjid nabawi, dan berangkatlah kita...
Perjalanan ke jeddah 8 jam, sambil nengok di tv kecil yang ada di depan kursi masing-masing penumpang, pesawat kita melewati di atas sebagian sumatra, laut india, laut arab dan di atas padang pasir saudi arabia, masyaAllah, cuma bisa pasrah kepada Allah swt, semoga Allah selamatkan sampai tujuan, karena naik di atas besi yang berat bergantung sama mesin dan kecepatan angin, masyaAllah.
Alhamdulillah sampai jeddah menjelang maghrib, sholat dulu di mushola bandaranya, setelah itu lanjut naik bis 6 jam ke kota madinah. Saya pun terkantuk kantuk terus bobo di bis, dan tengah malam kita tiba di madinah, sampai kamar hotel beberes bentar, lanjut mandi dan siap siap sholat tahajud ke masjid nabawi, masyaAllah pas disana itu sedang hujan jadi lantai pelataran masjidnya basah. Saya bertugas megangin ibu mertua agar selamat sentosa.
MasyaAllah paginya setelah sarapan kita diajak ke raudhah, yang saya super penasaran seperti apakah itu raudhah, masyaAllah ngantri menuju raudhah itu perjuangan sekali, ngantri panjang kalau pagi gilirannya kaum hawa untuk masuk, saya pun melihat berbagai muslimah dari seluruh dunia, dari malaysia, afrika, india uzbekistan, kirgiztan dan juga yang di arab, antara takjub, terharu dan sedih.
Takjubnya pas di madinah itu hal hal yang biasanya hanya dibaca di kitab sirah nabawiyah/daulah islamiyah bisa lihat langsung, begitu juga saat di makkah, terharu banget karena ustadz yang bersama rombongan kita bilang daerah masjid nabawi dan masjidil haram itu wilayah yang diberkati, kalau doa disana mustajab bin maqbul insyaAllah, dan juga sedih melihat umat islam yang begitu banyaknya silih berganti datang ibadah setiap hari, tapi masih terkotak kotak dengan sekat kebangsaan, padahal kita semua umat islam seaqidah. Sementara saat ini ngga ada pemimpin umat islam, aturan islam pun ngga dilegalkan secara kaffah. Sedih pas lihat makanan di hotel yang banyak banget sementara banyak orang di pelataran masjid musafir yang bekalnya alakadarnya, tidur di pinggir trotoar jalanan hotel, apakah kenikmatan dan kenyamanan hanya untuk yang punya uang saja? Sedih banget. Jadi inget umar bin khattab yang manggul sendiri makanan untuk rakyatnya, sementara di sistem sekuler, penguasa ngga peduli dengan nasib rakyatnya. YaAllah rindu sistem islam.
Komentar
Posting Komentar