Say no to papua merdeka under capitalism
Pagi tadi baca artikel tentang rencana merdekanya Papua.
Ternyata eh ternyata sampai dibahas di sebuah konferensi di Amerika yang judul terjemahannya kurang lebih: Kemerdekaan Papua.
Naudzubillah.
Emang bener bener mahluk mahluk kapitalis yang serakah itu, adaaaa aja rencananya biar lebih banyak lagi pundi-pundinya tanpa mikirin nasib orang lain. Secara di Papua ada Freeport, tambang emas, keuntungannya banyak banget untuk Freeport Mcmorannya, pemerintah Indonesia bahkan cuma dapat sedikit, dan rakyat sekitar tetep bodoh dan terbelakang, dan untuk biar mereka lebih didukung lagi untuk merdeka, dibuatlah konflik-konflik di masyarakatnya, biar terlihat pemerintah Indonesia ngga beres ngurus Papua, dan punya alasan untuk merdeka.
Naudzubillah.
Jadi inget sewaktu ke sana pas bulan ke 3 hamil, dan bulan ke 3 umur Salman. Pas bulan akhir Desember 2009 Bapak Mertua ku sakit stroke, pas dikabarin malamnya aku n suami berangkat ke sana, Irian bagus banget, pas ke Jayapura, lihat teluknya yang besar, banyak bukit-bukit, dan ada pantainya yang juga super bagusss...Trus pas Salman umur 3 bulan, lebaran tahun 2010, first time bawa anak bayi jauh-jauh ke Jayapura, silaturahim ke keluarga suami yang di sana, cuman seminggu trus balik, karna harus ngantor lagi (hiks!).
Selama dua kali ke sana, alhamdulillah ngga ada yang serem-serem, maksudnya rusuh atau apa gitu yang semacam konflik kekerasan.... Tapi pas denger keadaannya memanas, kasiaannn, kasian mereka yang emosinya dibakar karena adu domba, manusia jadi dendaman dan apa-apa hobinya diselesaikan dengan bunuh-membunuh, dan lebih teganya lagi yang ngadu domba, hanya karena biar bisa merdeka padahal aslinya diperalat, untuk dijadikan negara boneka, dan kekayaan alamnya diambil dengan sesukanya.
Betapa warga papua butuh pemimpin, pemerintah dan sistem yang mengayomi...
Padahal ada banget, kalo dilaksanakan syariah Islam dalam bingkai Daulah Khilafah
Nah sekarang malah syariah Islamnya yang dianggap pemecah belah bangsa,
o'oowww lihat aja sendiri siapakah yang bikin Timor Timur misah dari Indonesia, emangnya syariah Islam??
Setiap wilayah dibelah jadi banyak negara, biar si Mister yang ngatur lebih gampang ibarat sapu lidi, lidinya berceceran, ngga ada yang mengikat. jadi deh gampang dipatahin...
Boleh banget bin super sangad sangad mendukung kalo merdeka nya dibawah aturan Islam, seperti para utusan Daulah Khilafah Islamiyah yang menaklukkan Afrika, mereka dimerdekakan untuk menerapkan aturan Allah, yang tadinya penyembah tuhan yang ngga jelas, jadinya dimuliakan, dicerdaskan, disejahterakan hidupnya, bukan merdekanya Papua ala kapitalisme saat ini yang tetep aja rakyatnya susah ngakses sekolah, ngga pake baju, malah jadi sarangnya HIV/AIDS, dan Tuhannya? patung-patung dan roh-roh leluhur mereka. Naudzubillah.
_DOWN DOWN CAPITALISM, RISE RISE KHILAFAH_
Ternyata eh ternyata sampai dibahas di sebuah konferensi di Amerika yang judul terjemahannya kurang lebih: Kemerdekaan Papua.
Naudzubillah.
Emang bener bener mahluk mahluk kapitalis yang serakah itu, adaaaa aja rencananya biar lebih banyak lagi pundi-pundinya tanpa mikirin nasib orang lain. Secara di Papua ada Freeport, tambang emas, keuntungannya banyak banget untuk Freeport Mcmorannya, pemerintah Indonesia bahkan cuma dapat sedikit, dan rakyat sekitar tetep bodoh dan terbelakang, dan untuk biar mereka lebih didukung lagi untuk merdeka, dibuatlah konflik-konflik di masyarakatnya, biar terlihat pemerintah Indonesia ngga beres ngurus Papua, dan punya alasan untuk merdeka.
Naudzubillah.
Jadi inget sewaktu ke sana pas bulan ke 3 hamil, dan bulan ke 3 umur Salman. Pas bulan akhir Desember 2009 Bapak Mertua ku sakit stroke, pas dikabarin malamnya aku n suami berangkat ke sana, Irian bagus banget, pas ke Jayapura, lihat teluknya yang besar, banyak bukit-bukit, dan ada pantainya yang juga super bagusss...Trus pas Salman umur 3 bulan, lebaran tahun 2010, first time bawa anak bayi jauh-jauh ke Jayapura, silaturahim ke keluarga suami yang di sana, cuman seminggu trus balik, karna harus ngantor lagi (hiks!).
Selama dua kali ke sana, alhamdulillah ngga ada yang serem-serem, maksudnya rusuh atau apa gitu yang semacam konflik kekerasan.... Tapi pas denger keadaannya memanas, kasiaannn, kasian mereka yang emosinya dibakar karena adu domba, manusia jadi dendaman dan apa-apa hobinya diselesaikan dengan bunuh-membunuh, dan lebih teganya lagi yang ngadu domba, hanya karena biar bisa merdeka padahal aslinya diperalat, untuk dijadikan negara boneka, dan kekayaan alamnya diambil dengan sesukanya.
Betapa warga papua butuh pemimpin, pemerintah dan sistem yang mengayomi...
Padahal ada banget, kalo dilaksanakan syariah Islam dalam bingkai Daulah Khilafah
Nah sekarang malah syariah Islamnya yang dianggap pemecah belah bangsa,
o'oowww lihat aja sendiri siapakah yang bikin Timor Timur misah dari Indonesia, emangnya syariah Islam??
Setiap wilayah dibelah jadi banyak negara, biar si Mister yang ngatur lebih gampang ibarat sapu lidi, lidinya berceceran, ngga ada yang mengikat. jadi deh gampang dipatahin...
Boleh banget bin super sangad sangad mendukung kalo merdeka nya dibawah aturan Islam, seperti para utusan Daulah Khilafah Islamiyah yang menaklukkan Afrika, mereka dimerdekakan untuk menerapkan aturan Allah, yang tadinya penyembah tuhan yang ngga jelas, jadinya dimuliakan, dicerdaskan, disejahterakan hidupnya, bukan merdekanya Papua ala kapitalisme saat ini yang tetep aja rakyatnya susah ngakses sekolah, ngga pake baju, malah jadi sarangnya HIV/AIDS, dan Tuhannya? patung-patung dan roh-roh leluhur mereka. Naudzubillah.
_DOWN DOWN CAPITALISM, RISE RISE KHILAFAH_
Komentar
Posting Komentar