Antara ini dan itu
Beberapa minggu ini di kantor lagi hangat isu pengangkatan para staf lama jadi pejabat.
Secara masa kerja aku udah 5 tahun lebih, udah lulus pasca sarjana, dan udah lulus ujian auditor, maka beberapa orang mengisukan bahwa aku juga termasuk dalam daftar orang-orang yang akan diangkat.
Pastinya kalo secara kasat mata, lebih enak jadi pejabat, kerjaannya lebih spesifik, dan punya anak buah yang bisa diminta bantuan secara struktural, dan juga gajinya lebih banyak, walau tentu tanggungjawabnya pun nambah bejibun, kalo kasub di ruangan aku selama ini tinggal duduk manis, minta stafnya ngerjain ini ono dan kemudian setelah selesai beliau yang corat-coret atau bisa juga langsung paraf buat dikasihin ke atasannya lagi. Enak ya. Dan sejujurnya saya mulai bosan disuruh-suruh melulu heheu
Nah mengenai tanggungjawab seorang pejabat yang lebih besar, kalo di kantor saya biasanya pejabat lebih diharuskan pulangnya ngga boleh teng jam 4 sore kayak saya selama ini, mereka diharapkan menyelesaikan tugasnya hari itu juga, kalo sampe jam 4 sore belum selesai ya ngga usah pulang, selesaikan dulu, malah para inspektur biasa pulang jam 8 malam. Walaupun seorang emak-emak sekalipun. Halooo apakabar rumah dan mahluk-mahluknya ya, mereka biasanya tinggal nelepon pembantunya di rumah nyuruh siapin ini itu beres.
Kalo saya disuruh untuk 'bertanggungjawab' kayak gitu, makasih ya, saya ngga mau.
Pun ketika melihat ibu-ibu yang jadi pejabat fungsional, lebih miris lagi, ninggalin keluarga berhari-hari atas nama tugas negara, dengan menulis status kangen anak-anaknya di media sosial. Banyak yang mau gantiin tugas negaranya mereka, tapi siapa yang mau menggantikan tugas mereka sebagai ibu?
Aku harus selalu keep in mind, walaupun siang hari belum bisa sama anak-anak, at least malam harinya aku bisa main sama mereka, bacain buku Rasulullah Sahabatku sebelum pada tidur, atau sekedar nemenin mereka main sambil bareng-bareng ngulang juz amma yang dihapalkan di sekolahnya. Dan yang jelas, anak-anak bisa steril dari tv di malam hari. Walaupun itu sangat ngga maksimal ya sodara-sodara, harusnya malah saya all day and night bersama anak-anak, tapi ketika saat ini belum bisa, dan perempuan bekerja dalam islam dibolehkan asal dengan beberapa syarat tertentu tapinya. Maka saya tidak akan menggadaikan malam hari saya untuk hal lain seperti urusan kantor misalnya. Kalo kata seorang bapak yang udah pensiun di kantor, kalo jam sudah menunjukkan pukul 4 sore waktunya pulang, "kerjaannya besok lagi aja mba, ngga nangis ini kalo ditinggal", heheu. Masih saya ingat sampai kini.
Ya Allah, Rabb yang Maha Kuasa, hamba yakin dengan janjiMu, bahwa siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah ta'ala, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar