pros dan cons

siang ini sebelum ngisi kajian anak-anak, saya mampir ke perpus dan bertemu mbak pustakawan yang kami seangkatan sejak cpns, beliau baru selesai cuti beberapa bulan, karena sakit, ya Allah saya kira menjadi pustakawan adalah jabatan tersehat sedunia, karena ngga ada tekanan jiwa sama sekali, berhadapannya sama peminjam buku, yang ngga mungkin ada marah-marah atau nyebelinnya, itu pandangan saya,

ternyata mbak pustakawan cerita ada kuman di paru-parunya, mungkin bisa tertular lewat udara dan perjalanan hari senin sampai jumat ke kantor, tapi wallahu alam, semoga Allah angkat sakitnya mbak pustakawan dan sehat lagi seperti sediakala, aamiin ya Allah..

dan mbaknya cerita dia udah mulai capek kerja, pengen mengajukan cltn, dan beliau punya toko online juga, subhanallah, semoga Allah swt memberi yang terbaik,

kalau saya, pas lagi hamil gini kadang suka mikir gitu juga, betapa enaknya kalo bisa cltn ya setidaknya 3 tahun gitu, biar bisa ngegedein anak-anak dulu, apalagi pas rumah tinggal jadi jauh lagi kayak sekarang, hamil tambah gede, plus naik motor bolak-balik, kalau tiap hari nungguin di kantor sampe sore kasian anak-anak kelamaan ditinggal, yah kalau dijembrengin sih segala macam keruwetan pengennya di rumah aja, yakin rejeki dijamin oleh Allah swt,

tapi besoknya saya pun berangkat lagi, berangkat lagi, jalani lagi, dihadapi lagi,

jadi inget beberapa minggu lalu ayah cerita ketemu temannya yang cerita istrinya yang di rumah suka marah-marah ke anaknya sambil bawa pisau, anaknya 3, paling besar laki2 seumur shabran, dan adiknya kembar, baru pindah kembali ke jakarta setelah pas melahirkan adik kembar di kampung halaman sang istri, istrinya agak mirip pribadinya dengan saya, sedikit introvert tapi cukup baik hubungan pertemanannya, suaminya tanya ke ayah gimana caranya menghadapi istrinya, ayah bilang banyakin doa aja,

kalau menurut saya, bisa jadi mba itu agak stres menghadapi kehidupannya 24 jam bersama anak-anaknya, mungkin juga dia harus berbagi cerita sama suaminya tapi sang suami pulang kantor larut malam, dan pagi banget sudah berangkat lagi, memang sangat perlu kesadaran hubungan dengan Allah swt, kalau manusia udah ngga ada lagi yang bisa dicurhatin ya sudah sama Allah saja berserah diri, tapi itu sungguh berat memang, harus benar2 menyadari kalau diri sendiri lagi ada masalah, harusnya pun sesama teman muslimah walau sudah jadi emak-emak bisa saling mengunjungi, ngobrol yang ringan-ringan, jangan seperti polisi introgasi buronan, jadi ada teman berbagi suka dan duka di dunia yang fana ini,

kemudian saya bersyukur mungkin ini kenapa saya masih dikasih pekerjaan, jadi ada variasi kegiatan, saya bisa lihat jalanan tiap hari, melihat orang-orang berjuang menuju tempat kerjanya masing-masing, alhamdulillah hanya mengajar 2 hari dalam seminggu, beberapa jam saja tidak seharian, selebihnya masih bisa pulang ke rumah dan guling-gulingan sama anak-anak,

alhamdulillah ala kulli hal...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ke bdn erie citayam

Call for tukang urut

Salute to ...