Pulang: Sebentar lagi! :)
Masih jam setengah 3 nih,
aku pulang jam 4, sebentar lagi!
Aku lagi mengingat ucapan seorang mba di hari sabtu dan ahad kemarin, hari sabtu, saat ngaji, kembali teringatkan tentang nasib anak-anak yang ditinggal ibunya bekerja, dan aku jadi keingetan lagi, ya Allah, ampuni aku yang belum bisa menggunakan seluruh waktuku untuk salman, aku masih berangkat kantor tiap pagi sampai jam 4 sore, dan kantorku jauh dari rumah, jadi ngga bisa pulang-pulang sejenak untuk jenguk salman, entah itu nyuapin atau main bareng sebentar pas istirahat, padahal di ruangan kantor, saat mayoritas sedang pada dinas luar daerah, sepi, dan aku bisa melakukan hal yang lain.
Allahu akbar...
Dan apakah aku akan menua dengan semua ini sampai ajal menjemput?
Baca tweet Pak Jamil Azzaini, bahwa ngga sehat loh kalo seseorang itu stuck di satu pekerjaan padahal dia ngga pengen melakukan itu,
Bahagia banget ya kalo pagi-pagi bisa di rumah, masak, beberes, nyapu, ngepel, nyuci, sosialisasi sama tetangga dan lingkungan sekitar rumah, nyuapin anak, nemenin mainnya, ajak jalan-jalan, baca buku bareng, dan aku bisa mendampinginya saat dia sedih, susah, senang atau sakit.
Aku pengen banget melakukan hal itu.
Hari ahadnya yang kemarin, aku ngobrol dengan seorang mbak, i love her so much because Allah swt, sejak dulu pindah dari Bogor ke Tangerang, beliau lulusan universitas ternama, double degree, tapi saat ini beliau memilih untuk jadi full time mother, padahal suaminya pun bukan orang berada dalam pandangan sistem kapitalisme ini, beliau miris dengan sistem pendidikan saat ini yang ngga punya keteladanan, dan bliau bingung, ke mana harus menyekolahkan anaknya, saat sekolah terpadu sangat menguras tenaga anak dari pagi sampai sore disuruh belajar, dan sekolah umum tidak mengajarkan pengetahuan Islam, dan beliau pengen anaknya homeschooling dengan ibunya sendiri yang jadi gurunya.
So cool...
Aku ngiler banget dengan rencananya, mengajar anaknya sendiri, walau pasti akan ada banyak tantangan, dan itu harus dilawan oleh sang ibu, seperti kedisiplinan waktu, cara mengajar ibu, materi ajar yang diberikan harus banyak referensi dan efektif untuk anak sesuai umurnya.
Dan saat melihat ke diriku, ya Allah, aku masih berkutat dengan urusan berangkat pagi pulang sore, padahal ibu-ibu cerdas lainnya sudah dalam penerapan ide mengajar dengan metode dan media ajar yang menyenangkan untuk anaknya...
Innalillahi...
aku pulang jam 4, sebentar lagi!
Aku lagi mengingat ucapan seorang mba di hari sabtu dan ahad kemarin, hari sabtu, saat ngaji, kembali teringatkan tentang nasib anak-anak yang ditinggal ibunya bekerja, dan aku jadi keingetan lagi, ya Allah, ampuni aku yang belum bisa menggunakan seluruh waktuku untuk salman, aku masih berangkat kantor tiap pagi sampai jam 4 sore, dan kantorku jauh dari rumah, jadi ngga bisa pulang-pulang sejenak untuk jenguk salman, entah itu nyuapin atau main bareng sebentar pas istirahat, padahal di ruangan kantor, saat mayoritas sedang pada dinas luar daerah, sepi, dan aku bisa melakukan hal yang lain.
Allahu akbar...
Dan apakah aku akan menua dengan semua ini sampai ajal menjemput?
Baca tweet Pak Jamil Azzaini, bahwa ngga sehat loh kalo seseorang itu stuck di satu pekerjaan padahal dia ngga pengen melakukan itu,
Bahagia banget ya kalo pagi-pagi bisa di rumah, masak, beberes, nyapu, ngepel, nyuci, sosialisasi sama tetangga dan lingkungan sekitar rumah, nyuapin anak, nemenin mainnya, ajak jalan-jalan, baca buku bareng, dan aku bisa mendampinginya saat dia sedih, susah, senang atau sakit.
Aku pengen banget melakukan hal itu.
Hari ahadnya yang kemarin, aku ngobrol dengan seorang mbak, i love her so much because Allah swt, sejak dulu pindah dari Bogor ke Tangerang, beliau lulusan universitas ternama, double degree, tapi saat ini beliau memilih untuk jadi full time mother, padahal suaminya pun bukan orang berada dalam pandangan sistem kapitalisme ini, beliau miris dengan sistem pendidikan saat ini yang ngga punya keteladanan, dan bliau bingung, ke mana harus menyekolahkan anaknya, saat sekolah terpadu sangat menguras tenaga anak dari pagi sampai sore disuruh belajar, dan sekolah umum tidak mengajarkan pengetahuan Islam, dan beliau pengen anaknya homeschooling dengan ibunya sendiri yang jadi gurunya.
So cool...
Aku ngiler banget dengan rencananya, mengajar anaknya sendiri, walau pasti akan ada banyak tantangan, dan itu harus dilawan oleh sang ibu, seperti kedisiplinan waktu, cara mengajar ibu, materi ajar yang diberikan harus banyak referensi dan efektif untuk anak sesuai umurnya.
Dan saat melihat ke diriku, ya Allah, aku masih berkutat dengan urusan berangkat pagi pulang sore, padahal ibu-ibu cerdas lainnya sudah dalam penerapan ide mengajar dengan metode dan media ajar yang menyenangkan untuk anaknya...
Innalillahi...
Komentar
Posting Komentar