smart hqq

Alhamdulillah hari ini mengikuti kegiatan kampus lagi, sejak hari selasa kemarin di kampus tangerang ada pelatihan tentang tes bahasa inggris. Berangkat bareng saya jadi guide karena yang di mobil itu ngga tau jalan via tol baru ke kampus tangerang, sebenernya saya mau mampir ke rumah ortu tapi apa daya kegiatannya full daripagi sampai sore, turun mobil masuk ruangan, materi pelatihan bahas soal lalu istirahat dan lanjut lagi sampai sore, jadi belum bisa ke rumah ortu, itu pun hari sebelumnya jemput ayah malam-malam di bandara pulang dari bali yang ngga nginep. MasyaAllah maraton banget dari hari senin. Bahu saya mulai berasa nyut-nyutan.

Teringat yang disampaikan pak p diakhir pelatihan hari selasa, bahwa kampus kita lagi banyak banget tugasnya dan harus dikerjakan bersama, ngga bisa ngandelin satu atau segelintir orang saja. Sampai mau nangis bapak itu bicara, saya pun ikut prihatin. Cuma bisa mendoakan semoga dimudahkan dan akan membantu semampunya. 

Hari ini kegiatannya di hotel s jalan margonda, alhamdulillah masih di depok, tadinya saya ajak anak-anak apakah mau nginap disana, ternyata pada ngga mau, syafiq hanya antar saja, di jalan dia tidur, sampai di hotel dan pak s pulang lagi dengan syafiq yang bobo di kursi tengah. Alhamdulillah bisa merasakan suasana hotel lagi, walaupun kalau yang di depok agak sempit bangunannya meninggi ke atas. 

Tiba mulai kegiatan ada prof t yang membahas tentang kurikulum,. MasyaAllah banyaknya pengetahuan beliau sampaikan,. Dan beliau menyampaikan bagaimana majunya pendidikan di barat dari kurikulumnya sehingga bisa seperti sekarang, dan kurikulum kampus saya ngajar saat ini cukup menyedihkan menurut beliau, masih acak-acakan kalau bahasanya bu i adalah asal comot. 

Saya jadi mikir benarkah kurikulum barat yang akan memajukan peradaban dunia saat ini, sementara di tengah kemajuan mereka dalam hal teknologi, dari sisi kejiwaannya banyak yang stress, apakah moralitas di barat lebih baik, padahal banyak juga kriminalitas disana. Pakprof t menyarankan semua dosen harus confidence untuk bisa apply  beasiswa ke luar negeri, karena kampus top ada disana, kampus dalam negeri mah ngga ada apa-apanya. hasil kelulusan lpdp hanya 40 persen dari target. 

Saya pun berkaca diri, apakah saya tidak confidence untuk bisa dapat beasiswa, kalau saya sendiri sih yakin aja bisa insyaAllah. Tapi saya adalah ibu yang kalai mau apa-apa ngga bisa langsung jalan sendiri, ada anak-anak harus saya urus, dan saya khawatir kalau saya kuliah di negeri apalagi di luar negeri, emaknya kuliah di luar tapi jauh dari anak dan keluarga, saya mah ngga bahagia, walaupun sekarang juga masih kadang suka ngomel-ngomel ke anak-anak, tapi tetep lebih bahagia kalau bisa pulang ke rumah dan ketemu anak-anak, itu naluri bawaan seorang ibu yang udah di built in sunnatullah dari Allah swt. Yang ngga akan terbeli dengan apapun di dunia, apalagi cuma tawaran kuliah di luar, 

Pak prof t bilang kita harus jadi manusia global yang bergaul internasional dan inklusif, dan indikator sebuah kampus bagus itu dari yang ngajar dan seperti apa yang belajar disana, enak banget sih cara penyampaiannya, santai dan enakeun, tapi kalau saya bisa lanjut kuliah estiga bayar sendiri walaupun di kampus yang menurut manusia global ngga ada nilainya, sudah sebuah kesyukuran yang luar biasa, mudah-mudahan nanti kalau anak-anak udah besar bisa berkesempatan lihat dunia luar dari indonesia dan belajar disana. 

Yang paling penting daripada jadi manusia global adalah jadi anak shalih/ah. Itu yang smart hakiki. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ke bdn erie citayam

Call for tukang urut

Salute to ...