Geregetan Sama Sosialisasi Gender
Kemarin diriku menghadiri Sosialisasi Gender di ruang Soepomo.
Pembicaranya 2 orang ibu dari Kementerian Perempuan dan Pelindungan Anak.
Rasanya setelah ngikutin sosialisasi itu adalah : Geregetan abiz.
Tahun lalu aku udah pernah ngikutin sosialisasi ini, cuma yang ngisi dari Kementrian Keuangan. dan ngebahas supaya kalo ngerancang anggaran harus berbasis gender, maksudnyaaa apa cobaa...
Kali ini sang Ibu pembicara ngabahas tentang berapa jumlah pejabat perempuan di Kementerian sini?? tentang apresiasinya sama provinsi Banten yang gubernurnya perempuan, dan ada juga Walikota Tangsel juga perempuan, itu kemajuan kayaknya menurut beliau. Dan membahas harusnya di UPT kementerian sini ada ruang tunggu buat ibu-ibu dan anak. Plus membanggakan Ibu Menterinya yang dulu pernah hamil tua sambil menjabat Menteri. Bahas juga keberhasilan ibu Kartini yang dulu ngga bisa sekolah, padahal ibu Kartininya anak pejabat, dan sekarang perempuan bisa sekolah terus menduduki jabatan macam-macam.
Maksud aku,
Kenapa harus kata-kata gender yang diagung-agungkan?
Kenapa harus perempuan yang udah sekolah tinggi trus bangganya berkarir di luar rumah?
Kenapa ngga Kementerian Pemberdayaan Perempuan itu menyerukannya, ayo perempuan yang udah selesai sekolah dan menikah, kembali ke rumah masing-masing, didik anak dengan baik, bekali dengan ilmu yang berguna buat di rumah, misalnya memasak, mendidik anak cara belajar matematika, fisika, kimia, keteknikan, menjahit, berdagang, teknologi terkini (biar ibu-ibu yang di rumah ngga pada gaptek)
Lah ini mah malah ngajarin cara bikin Anggaran Berbasis Gender, yang intinya di setiap kegiatan dalam setiap Kementerian harus ada perempuannya, ngga jelas gituh maksud dan tujuannya.
dan,
Apakah jika ada perempuan jadi presiden, gubernur, walikota, anggota DPR trus bakal bereskah masalah umat? dulu pernah ada presiden perempuan, sama aja deh sepertinya, perempuan dan ibu-ibu pada umumnya masih banyak yang miskin dan buta pendidikan.
Mau perempuan, atau laki-laki pun, jika sistem pengaturannya masih bikinan manusia yang lemah dan terbatas, ya akan terus seperti ini.... zalim.
Mari ganti dengan sistem dari Allah swt Sang Pencipta dan Pengatur Semesta Alam
لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mana urusan mereka dipimpin oleh wanita.” (HR. Imam Bukhari)
_BUTUH KHILAFAH_
Pembicaranya 2 orang ibu dari Kementerian Perempuan dan Pelindungan Anak.
Rasanya setelah ngikutin sosialisasi itu adalah : Geregetan abiz.
Tahun lalu aku udah pernah ngikutin sosialisasi ini, cuma yang ngisi dari Kementrian Keuangan. dan ngebahas supaya kalo ngerancang anggaran harus berbasis gender, maksudnyaaa apa cobaa...
Kali ini sang Ibu pembicara ngabahas tentang berapa jumlah pejabat perempuan di Kementerian sini?? tentang apresiasinya sama provinsi Banten yang gubernurnya perempuan, dan ada juga Walikota Tangsel juga perempuan, itu kemajuan kayaknya menurut beliau. Dan membahas harusnya di UPT kementerian sini ada ruang tunggu buat ibu-ibu dan anak. Plus membanggakan Ibu Menterinya yang dulu pernah hamil tua sambil menjabat Menteri. Bahas juga keberhasilan ibu Kartini yang dulu ngga bisa sekolah, padahal ibu Kartininya anak pejabat, dan sekarang perempuan bisa sekolah terus menduduki jabatan macam-macam.
Maksud aku,
Kenapa harus kata-kata gender yang diagung-agungkan?
Kenapa harus perempuan yang udah sekolah tinggi trus bangganya berkarir di luar rumah?
Kenapa ngga Kementerian Pemberdayaan Perempuan itu menyerukannya, ayo perempuan yang udah selesai sekolah dan menikah, kembali ke rumah masing-masing, didik anak dengan baik, bekali dengan ilmu yang berguna buat di rumah, misalnya memasak, mendidik anak cara belajar matematika, fisika, kimia, keteknikan, menjahit, berdagang, teknologi terkini (biar ibu-ibu yang di rumah ngga pada gaptek)
Lah ini mah malah ngajarin cara bikin Anggaran Berbasis Gender, yang intinya di setiap kegiatan dalam setiap Kementerian harus ada perempuannya, ngga jelas gituh maksud dan tujuannya.
dan,
Apakah jika ada perempuan jadi presiden, gubernur, walikota, anggota DPR trus bakal bereskah masalah umat? dulu pernah ada presiden perempuan, sama aja deh sepertinya, perempuan dan ibu-ibu pada umumnya masih banyak yang miskin dan buta pendidikan.
Mau perempuan, atau laki-laki pun, jika sistem pengaturannya masih bikinan manusia yang lemah dan terbatas, ya akan terus seperti ini.... zalim.
Mari ganti dengan sistem dari Allah swt Sang Pencipta dan Pengatur Semesta Alam
لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة
“Tidak akan beruntung suatu kaum yang mana urusan mereka dipimpin oleh wanita.” (HR. Imam Bukhari)
_BUTUH KHILAFAH_
Wanita memiliki peranan penting dalam sebuah peradaban,wanita adalah tiang negara,apabila baik (tejaga) kaum wanitanya,maka akan baik pula negaranya begitu pun sebaliknya,jika rusak kaum wanitanya,maka rusak pula negaranya.
BalasHapus