Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

*blink*

Jadi inget rencana terakhir pengen pindah dari jakarta, Kemudian inget kuliah masih berapa lama lagi ya? masih ada 1 semester lagi dan kemudian tesis. Berarti sekitaran tahun depan mulai siap-siapnya. Sekarang di ruangan kantor lagi sepi nian, mba desi lagi diklat dan yang lainnya pada dinas daerah, enaknya aku jadi bisa pulang cepet, hehe, walaupun tunjangan remun jadi banyak potongannya, gapapalah... amal... hehe. Oiya inget kata dinas, jadi agak bahagia beberapa bulan ini, Secara inspektorat kita ini memulai zona integritas menuju bebas korupsi, jadinya semua yang ke daerah harus bener-bener mempertanggungjawabkan secara pribadi dan real uang dinas yang diberikan padanya. Misalnya, untuk dinas ke Bali, dikasih 10 juta untuk 12 hari, maka, dinasnya harus full 12 hari, dan setelah 12 hari itu harus dilaporkan penggunaan uang yang 10 juta, kalo misalnya buat pesawat pp 2 juta, buat hotel 5 juta, dan uang harian selama 12 hari adalah 1 juta, maka total yang dihabiskan adalah 8...

Inilah.com

Can u imagine aku daritadi masih di bis jemputan dari jam 4 sore sampe pukul 18:13 ini masih d daerah tomang, Tak bisa menemani suamiku tercinta buka shaum hari senin ini, maaf ya ayah sayang... Sepertinya memang udah harus siap-siap say bye to Jakarta, aku mulai harus berburu daerah lain, yang macetnya ngga seeneug di Jakarta. Dan ada salah satu kandidat, yaitu serang, ibukota propinsi banten, pas masih jadi anak kampus, aku suka ke serang, sebulan bisa 2 kali ke sana, teman-teman di sana lucu-lucu, tapi yang jelas, kotanya ngga se-crowded Jakarta, dan aku ngga mau menua dalam kemacetan menuju atau dari jakarta-tangerang. Nah di serang nanti, aku mau pindah ke sana, kita akan tinggal di daerah yang cuma beberapa meter dari kantor, ngga perlu naik angkot, jalan kaki aja, dan bisa mantau salman karena deketnya itu. Mantap sekali ya. Pengen cepet-cepet lulus kuliah S2 ini dan kemudian ngajuin pindah di sana. Semoga Allah memudahkan...

Dharma Wanita

Kemarin ikut acaranya dharma wanita kantor, yang dateng ada istri menteri, istri wamen, istri dirjen-dirjen, istri ses ditjen dan gitu-gitu deh, ibu-ibu pejabat, Awalnya aku ngga niat ikut tapi diajak mba Rini yang di sebelah ruangan, Jadi berangkatlah kami ke ditjen sebelah bersama ibu-ibu dari lantai aku, nyampe sana, nunggu lumayan luama, dan kumpullah serta dimulai deh acara itu. Satu hal yang terlintas dari benak aku pas menghadiri acara ini adalah... Ibu-ibu ini semuanya adalah bukan working mother, Tapi mereka adalah para istri yang mendukung kegiatan suaminya, dan full konsentrasinya untuk itu, aku dengar sambutannya seorang ibu yang suaminya akan pensiun setelah bekerja selama 35 tahun, berpindah tugas dari kota ke kota, dan merasakan susah senang mendukung pekerjaan suaminya, subhanallah. Indahnya ya merasakan jadi istri sebenarnya, bisa jadi the great woman behind the great man, Disamping ya, harus juga ada pembinaan ibu-ibu dw ini, biar ngga tabarruj, ngga mendorong suami...

(tidak hanya) nabung

Lucu banget baca postingnya Pak Ustadz Jamil Azzaini http://www.jamilazzaini.com/jangan-menabung/ Hari ini banyak manusia disibukkan dengan pemikiran: mari tabung uang sebanyak-banyaknya supaya nanti beberapa tahun lagi kalo anaknya udah besar bisa dikuliahkan setinggi-tingginya, atau mari ikut asuransi pendidikan biar nanti pas anaknya mau sekolah yang mahal bisa dapat biaya gratis karena uangnya sudah berlipat ganda, Kenapa harus nabung uang sebanyak-banyaknya? Emangnya kalo ngga nabung uang sebanyak-banyaknya kenapa? Emangnya kalo ngga ikut asuransi pendidikan trus anaknya ngga bisa sekolah? Emangnya masa depan anak kita sudah pasti suram kalo ayah ibunya ngga ikutin anaknya asuransi pendidikan? Kemudian jadi teringat banyak kisah hidup keluarga yang anak-anaknya bisa sekolah di tempat yang mahal dan bergengsi, entah itu karena dapat beasiswa, atau mereka berkemamouan membiayai dirinya sendiri, tapi orangtuanya adalah orang-orang yang bener-bener lillahi ta'ala hidupnya, mak...

Oaa... Oaa

Udah tinggal sebentar lagi sampe rumah, Tapi masih aja ketemu macet, Allahuakbar... Dulu pas jaman smp, pengen banget sekolah yang jauh, karena biar bisa ngerasain pulang malem, karena dari SD sampe SMA sekolahku disitu-situ aja tetanggaan, Nah sekarang tiap hari bolak-balik Jakarta-Tangerang, udah dari 2009, sudah 3 tahun... Dan mulai berasa bosan... Pulang menjelang magrib terus... Kasian anakku... Ya Allah...

The Inevitable Caliphate

Teringat kembali artikel berjudul ini di majalah Al-Waie ( http://hizbut-tahrir.or.id/2012/06/07/the-inevitable-caliphate/ ) Just can say: SubhanaLlah.... Super duper salut kepada orang-orang yang memilih mendedikasi kehidupannya full untuk perjuangan penegakan syariah dan khilafah, salah satunya adalah Bapak Reza Pankhurst yang menulis buku The Inevitable Caliphate ini, subhanallah, semoga Allah SWT merahmatinya.... Jadi buku ini adalah kajian mendalam hasil studi disertasi Ph.D nya bapak ini tentang khilafah, dan beliau mengupas Khilafah bukan dalam frame keputusasaan dan keminderan seperti halnya orang-orang liberal yang minder sama syariat Islam malah membanggakan demokrasi, buku ini untuk meyakinkan bahwa khilafah itu benar-benar akan tegak.... Rasulullah SAW  bersabda :   تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ...

Put Off Your Spiral

Gambar
Hari ini macetnya alhamdulillah ngga parah-parah banget, cuma sekarang lagi ngantri masuk tol dalam kota, tomang menuju kuningan... Ternyata lepas spiral itu agak ribet ya, aku udah tiga kali mencobanya, setelah masang spiral saat 2 minggu pasca lahiran, dan aku mau lepas pas 2 tahun ini, Usaha pertama dilakukan di rumah seorang kawan yang bidan puskesmas, dia buka praktek juga di rumah, dan katanya, dia ngga melihat benang spiralnya, dan menyerah. Usaha kedua, di dokter Shinta Kencana RS MMC seberang kantor, nah kali itu setelah mengubek-ubek, dokternya pun menyerah dengan bilang ngga ada benangnya, dan meminta aku kembali di hari pertama haid bulan berikutnya, tapi aku agak males karena ternyata pas dapet bill pembayarannya mahal sekali, masa cuma dicolek-colek pake perlengkapan alat pengambil spiral ngga sampe lima belas menit dan usg aku dikenai harga menjelang 500 ribu...Kasian bener orang ngga mampu ngga bisa berobat di situ dong, betapa teganya kapitalisme... Dan usaha ket...

Seragam yang 'Beda'

Gambar
Ada yang lucu, pagi ini, sesampainya aku di ruangan selesai berdiri di bis dari tangerang menuju kuningan, dan setelah duduk-duduk dan cuci tangan sebentar, seorang mas yang baru penempatan mutasi dari kanwil tetangga, berkomentar tentang tidak taatnya pegawai-pegawai di kantor pusat ini, terhadap peraturan terkait dengan seragam dan perlengkapannya. Katanya, "Mbak, kok di kantor pusat sini aneh ya, seragamnya pada ngga lengkap, bajunya macem-macem sesukanya, di gedung sebelah juga begitu, padahal kita di kanwil kalo ngga lengkap bisa ditabokin," Wah, kekerasan dalam kantor itu namanya, kalo ditabokin hanya karena seragam ngga lengkap. Jadi, menurut mas yang baru mutasi ini, di kanwil tempat dia dulu kerja, orang-orangnya berseragam lengkap, dengan badge, dan nama yang lengkap dipakai setiap hari, rapih definisi beliau mungkin begitu. Dan setelah pindah ke kantor aku ini, masnya melihat banyak yang ngga sama seperti kondisi kanwil, badge ngga ada, nama ngga dipasang...

Inspiring Mommies inih...

Tadi, pas di jalan tol menuju kuningan, biar ngga berasa macet, denger radio, tadinya muter-muter dari satu fm ke fm lainnya, nah kemudian tertumbuk pada Day FM yang lagi menyiarkan pembicaraan tentang seorang ibu pengusaha yang sempat jadi pns 10 tahun, ow ow, aku jadi sangat tertarik untuk mendengarnya, Adalah 2 orang ibu, Lia Rosmalia dan 1 lagi aku lupa siapa namanya, mantan pns di kemenkeu, menurut ceritanya dulu beliau mengajukan cuti di luar tanggungan negara selama 2 tahun, untuk mengikuti suaminya yang kerja di Riau, kemudian saat cuti itu, ibu ini bisnis online tas, dan bisnisnya berkembang pesat, sampai pas selesai cutinya dia kembali bekerja, tapi udah ngga berjiwa pekerja lagi, katanya ngga enak rasanya duduk dari pagi sampe sore depan komputer, dan berasa lebih bahagia dengan jadi pengusaha, karena bisa lebih deket sama anak-anaknya, salah satu hal yang tak bisa dibeli dengan gaji dan remunerasi pns, dan kemudian dia memutuskan untuk jadi pengusaha, dan yang menurut...