Dream about homeschooling

Bersyukur banget kemarin akhirnya beneran beli bukunya ayah edy.

Awalnya senin kemarin pas aku lagi jalan-jalan ke itc kuningan beli sikat gigi shabran di salah satu toko perlengkapan anak. Aku pikir mumpung lagi di sana pengen mampir di gramednya. Dan pandangan langsung tertuju ke rak parenting yang sudah saya keker beberapa bulan ini yaitu buku ayah edy. Pengen beli bukunya karena seneng sama artikelnya di fb dan blognya. Kalo baca online mata suka pegel dan kalo diprint satu satu dari blognya juga kalo kertas gitu pas disimpen di rumah malah jadi buat corat-coret salman atau bikin kapal-kapalannya. Jadi beli bukunya aja dah.

Awal dibuatnya buku itu adalah ayah edy melihat dan merasakan sendiri. Bahwa banyak orang melakukan pekerjaan dengan terpaksa karena gaji bulanan, padahal sebenernya passion mereka bukan di bidang itu. Akibatnya orang-orang ini bekerja di kantor dengan motto i hate monday dan berdoa semoga cepat datang hari libur.

Aku jadi inget auditor di kantor yang benci banget kalo mulai ada disposisi dari pak irjen tentanh pengaduan atau kasus yang harus ditelaah atau ditanggapi. Mereka bilangnya " aduuhh apalagi niihh" padahal kalo misalnya mereka menikmati itu mereka akan nunggu-nunggu kerjaan heheu. Lagian siapa suruh mau jadi auditor yak.

Anyway ayah edy pun merasakan hal yang sama. Beliau pernah gonta-ganti pekerjaan. Dan menemukan passionnya karena dia suka sama anak-anak. Dia inget suka nempelin foto anak-anak kecil di meja kerjanya padahal saat itu dia belum nikah. Dia ngga peduli walau temennya bilang itu bakal nurunin pasarannya sebagai seorang lelaki single. Akhirnya beliau menemukan bahwa passionnya adalah di dunia parenting.

Bukunya ayah edy bikin aku yakin bahwa semua anak itu cerdas. Dan semua anak berpotensi untuk sukses dalam bidang yang disukainya.

Ayah edy menyarankan untuk homeschooling. Karena orang tua bisa lebih paham bagaimana anaknya dibandingkan kalo manggil guru ke rumah.

Bener banget sih.

Karena walau yang diajarkan guru di sekolah itu pastinya hal-hal yang baik, tentu anak juga akan bergaul sama teman-temannya yang dari berbagai latar belakang keluarga. Jadi inget bagaimana pornografi itu menyebar bukan hanya lewat internet yang bisa dibuka anak secara langsung. Tapi juga bisa aja mereka dikasih lihat sama temannya. Walau memang ketika pemahaman mereka sudah menancap bahwa melihat aurat orang itu dosa, inshaAllah bisa terbentengi.

Ya Allah lindungi anak-anak hamba. Dan semua anak-anak kaum muslimin.

Indah banget ya kalo bisa ngajarin anak sendiri homeschooling. Harus punya tekad baja dari sang ibu dan ayah.

Dannn kata ayah edy homeschooling itu bener-bener memangkas budget keluarganya. Jadi tetep bisa kepake untuk hal lain yang lebih fokus buat pengembangan anak. Misalnya kunjungan ke museum, ke pantai atau laut, atau tempat lainnya agar anak bisa mempelajari secara langsung life skill yang menjadi minatnya.

Kemudian jadi inget salman dan sekolah tknya sekarang. Selain spp per bulan, ada biaya makannya tiap hari, ada biaya tahunan, biaya seragam, belum kalo mau ada kegiatan tema tertentu juga dimintain lagi ortu muridnya, dan tentu ongkos ojek bulanan salman antar jemput sekolah, walaupun memang salman bahagia sekolah di sana dan bunda guru sekolahnya kalo dalam penilaian aku masih dalam taraf baik, kurang lebih tk salman juga paham bahwa semua anak itu cerdas dan berpotensi, dan ngga ada pemaksaan harus bisa baca nulis hitung bertarget. Naudzubillah ya. Aku pernah denger teman cerita ada guru tk yang bikin yel-yel cemen kalo ada murid yang terlambat sekolah. Innalillahi kasian amat tu sekolah. Pantas aja pada mogok kalo diperlakukan begitu sama gurunya pula.

Aku tapinya teteup penasaran sama homeschooling, dan berdoa semoga ayah segera lulus, dan ngantor lagi, dan kita bisa bangun dan pindah ke rumah sendiri. And the newly life begins for my dear children.

Ibu love salman & shabran