Ya Rahman
Shabran dan salman udah tidur. Ayah juga udah tidur. Aku selesai ngerapihin baju yang udah disetrika mba mus dan dimasukin ke lemari.
Rumah sepi.
Tadi pagi ada kejadian yang bikin heboh kakek, nenek dan ayah salman. Pas ayah lagi di rumah kontrakan, dan nenek salman baru pulang beli sayur mayur, ada orang nelpon ke rumah dan bilang kalo salman kecelakaan. Kakek salman yang angkat telpon. Entah bagaimana kelanjutannya. Kemudian bapakku datang ke rumah kontrakan kasih tau ayah dan jadilah panik bertiga nenek salman. Kata si penelpon salman ada di rs siloam dan perlu biaya 10juta. Alhamdulillah ada mama rafiq tetangga dekat rumah yang ngasih tau bahwa dia nelpon sekolah salman, salmannya lagi main di sekolah, dan itu yang nelpon adalah penipu.
Innalilahi....
Kata ayah ini pelajaran juga buat kita biar jangan cuma care sama shabran aja tapi juga sama salman. Tadi ayah yang jemput salman di sekolah dan pas sampe ayah langsung peluk erat salman. Naudzubillah jangan sampe salman kenapa-napa.
Aku tadi nanya sama ayah, " Kita tetep jadi pindah kan?", malam ini aku kembali menghirup napas dalam sambil memperhatikan setiap ruang di rumah kontrakan ini. Rumah yang sangat sederhana. Di sini keluarga kecil kami tumbuh. Di rumah ini salman beranjak besar. Di rumah ini shabran ada sejak aku mengandung sampai sekarang usianya menjelang 2 tahun. Sungguh banyak sekali kenangan indah di rumah ini. Aku pernah berdoa semoga kami tak akan pernah pindah dari rumah ini dan semoga kelak rumah ini akan jadi milik kami. Tapi mungkin ada rencana Allah yang lebih indah dari doaku.
Niatku pindah hanya satu. Yaitu aku tak ingin merepotkan orangtuaku. Maka dimanapun kami tinggal semoga Allah melindungi kami dari segala marabahaya dan memberi kami kesehatan dan kemampuan untuk membesarkan dan mendidik anak kami dengan baik. Setidaknya seperti yang dulu pernah orangtua kami lakukan kepada kami.
Komentar
Posting Komentar