Setia pada apa?
Salah setia. Itu tema acara mario teguh malam ahad ini. Ada pertanyaan dari audiens ke pak mario, apa tanda kalo kita itu sedang salah setia. Jawabannya adalah tidak bahagia. Terus pak marionya nanya lagi, bagaimana anda tau kalo anda bahagia. Si penanya jawab, ketika saya bisa membahagiakan orang-orang yang saya sayangi. Kata pak mario lagi, berarti anda sendiri masih bingung memaknai kebahagiaan.
Alhamdulillah pas aku ngaji, ada pembahasan tentang bahagia. Dan di dalam kitab nizhamul islam, bahagia adalah ketika seseorang tunduk dan ikhlas melaksanakan perintah Allah ta'ala. Dulu aku ngga tau sama sekali bahagia yang sebenarnya itu apa. Sekarang walau udah tau makna kebahagiaan tapi masih ada banyak hal yang bikin aku bertanya apakah aku sudah benar bahagia. Apalagi pas tadi aku nonton acara pak mario itu.
Lagi-lagi, aku mau bahas hal ihwal it is better i am still being PNS, atau berhenti aja, cari kerjaan lain yang lebih sesuai dengan muslimah atau peran keibuan saya, atau bisa juga fokus ngurus keluarga. Kenapa saya bahas ini melulu ga selesai-selesai. Entah kenapa rasanya ngga damai aja. Kalo buat saya cara untuk mengukur apakah benar aktivitas seseorang itu adalah dengan menanyakan, apakah mau ketika dia sedang melakukan hal itu kemudian dia meninggal dan tak ada kesempatan hidup lagi?
Saya kalo boleh milih sih maunya mati ketika sedang beribadah. Kemudian apakah aktivitas pekerjaan saya itu bisa digolongkan sebagai ibadah? Selain karena gaji dan tunjangan saya disedekahkan untuk kepentingan keluarga?
Kata orang, ada pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kalo di kantor saya, pegawai wanita yang punya anak kecil atau balita dianggapnya bersakit-sakit dahulu lah, repot mengurusi anak kecil, nanti kalo sudah agak besar baru bisa bersenang-senang karena sudah bisa ditinggal kerja dan ngga nangis-nangis lagi. Padahal sih ngga nyambung juga ya. Kalo pegawai wanita punya anak kecil harusnya dikasih cuti 2 sampai 6 tahun buat ngurus anaknya dulu. Karena di usia 0-6 tahun adalah masa golden agenya anak- anak. Akan lebih baik kalo ibunya sendiri yang ngurus sesuai dengan visi misi kebenaran.
Ini mah kayaknya ngga holistik banget ya. Apalagi rezim jokowi, jargonnya "kerja, kerja keras dan kerja lebih keras lagi". Kalo perlu pegawai perempuan dan laki-laki 24 jam ngerjain tugas kantor. Padahal anak adalah aset bangsa yang super penting. Karena mereka adalah penerus generasi.
Hal lainnya adalah, tadi pagi aku dengerin ceramahnya ustad fadlan garamatan yang ayah download. Ayah sedang excited kepada ustad fadlan ini karena rencana ustad ini akan datang di acara masjid al-muttaqin yang ayah undang via sms. Ustad fadlan ini spesialis dakwah tauhid kepada suku pedalaman di irian jaya. Dan subhanallah banyak ujian dan cobaannya, walau akhirnya tetep berhasil mengislamkan banyak suku, yang tadinya mereka ngga pernah mandi dan hanya dilumuri lemak babi dan anjing di badannya, orang-orang di suku pedalaman itu diajarin mandi, pake sabun dan air yang bersih, pake baju yang layak buat laki-laki, dan perempuannya disuruh pake kerudung walau masih apa adanya. Alhamdulillah.
Yang paling menarik dari dengerin ceramahnya ustad fadlan tadi adalah, ternyata ustad ini mantan pns, jadi beliau sempat 9 bulan jadi pns di irian, tapi karena udah ngga tahan lagi dengan korupnya, maka dia berhenti, di rekaman itu ustadnya bilang, saya ngga mau di pegawai negeri sipil, lebih baik jadi pegawai Rasulullah saw. Subhanallah keren banget ya ustad fadlan itu. Keren karena Allah ta'ala.
Aku jadi pengennnn... jadi pegawai Rasululllah SAW aja...
Komentar
Posting Komentar