Hijab dan Kebebasan (Menyikapi DJ bercadar dan Penari Jaipong berhijab)
Suasana ruang penjurian audisi Sunsilk Hijab Hunt yang sebelumnya tenang sontak ramai saat penampilan Ratna Ariyani. Bagaimana tidak, wanita asal Bogor tersebut 'menggoyang' panggung audisi dengan menari Jaipong. Bukan Jaipong biasa, Ratna menari dengan iringan gamelan yang berpadu dengan lagu 'Shape of You' dari Ed Sheeran.
"Takjub banget. Ini sesuatu yang baru, aku kira kamu akan menari Jaipong pada umumnya tapi pakai lagu Shape of You-nya Ed Sheeran," kata juri Nycta Gina di Menara Bank Mega, Tendean, Jakarta Selatan, Minggu (30/4/2017).
Menurut wanita 28 tahun itu, lagu tersebut dipilih karena memang sedang disukai. Apalagi ia juga pernah melihat orang India menari tradisional dengan lagu hits dari penyanyi asal Inggris itu.
Selain lagu yang kekinian, juri dan penonton tentu jadi semangat karena gerakan tari guru kesenian tersebut yang enerjik dan maksimal. Ternyata, Ratna memang seorang lulusan fakultas Seni Tari di Universitas Negeri Jakarta dan kakeknya juga seorang seniman keroncong.
Ketika berbincang dengan para juri, Ratna juga sempat mengungkapkan kisahnya yang sempat buka-tutup jilbab. Hal itu dulu dilakukannya ketika banyak tawaran menari yang mengharuskannya membuka kerudung ketika tampil. Tapi itu tak lagi dilakukannya kini.
"Dulu waktu kuliah tawaran menari banyak. Waktu itu keimanan juga naik-turun jadi kalau ada tawaran menari suka buka-tutup hijab," kata Ratna yang membawa mantan murid-muridnya sebagai pendukung di audisi Sunsilk Hijab Hunt itu.
"Takjub banget. Ini sesuatu yang baru, aku kira kamu akan menari Jaipong pada umumnya tapi pakai lagu Shape of You-nya Ed Sheeran," kata juri Nycta Gina di Menara Bank Mega, Tendean, Jakarta Selatan, Minggu (30/4/2017).
Menurut wanita 28 tahun itu, lagu tersebut dipilih karena memang sedang disukai. Apalagi ia juga pernah melihat orang India menari tradisional dengan lagu hits dari penyanyi asal Inggris itu.
Selain lagu yang kekinian, juri dan penonton tentu jadi semangat karena gerakan tari guru kesenian tersebut yang enerjik dan maksimal. Ternyata, Ratna memang seorang lulusan fakultas Seni Tari di Universitas Negeri Jakarta dan kakeknya juga seorang seniman keroncong.
Ketika berbincang dengan para juri, Ratna juga sempat mengungkapkan kisahnya yang sempat buka-tutup jilbab. Hal itu dulu dilakukannya ketika banyak tawaran menari yang mengharuskannya membuka kerudung ketika tampil. Tapi itu tak lagi dilakukannya kini.
"Dulu waktu kuliah tawaran menari banyak. Waktu itu keimanan juga naik-turun jadi kalau ada tawaran menari suka buka-tutup hijab," kata Ratna yang membawa mantan murid-muridnya sebagai pendukung di audisi Sunsilk Hijab Hunt itu.
DJ Bercadar
Ariska Wigatiningtyas menjadi perbincangan akhir-akhir ini karena sebuah video yang memperlihatkan aksinya nge-DJ menggunakan cadar. Video menjadi viral serta menuai beragam kritik yang dilontarkan kepada wanita dengan nama panggung DJ Chika Riska itu, terutama soal penampilannya yang berjilbab dan memakai cadar. Mendapat kritikan pedas dari netizen, bagaimana tanggapan Chika?
Ketika berbincang dengan Wolipop, Chika mengatakan tidak terlalu memusingkan kritikan tersebut. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan penampilannya yang berhijab dan menggunakan cadar saat melakoni pekerjaannya sebagai DJ.
Ketika berbincang dengan Wolipop, Chika mengatakan tidak terlalu memusingkan kritikan tersebut. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan penampilannya yang berhijab dan menggunakan cadar saat melakoni pekerjaannya sebagai DJ.
Chika menegaskan kalau sejak kecil ia memang sudah berhijab. Cadar digunakan hanya sebagai pelengkap penampilannya kala itu. Sedangkan dalam kesehariannya, ia tidak memakai penutup wajah tersebut. Wanita 20 tahun ini mengatakan kalau tanggapan netizen cukup berlebihan namun ia meminta maaf jika memang ada pihak yang merasa dirugikan karena penampilannya.
"Video pakai cadar itu sebenarnya sudah dari Januari, waktu itu aku sudah klarifikasi di Instagram tapi nggak tahu kenapa viral lagi. Penampilanku itu waktu acara Tahun Baru di Yogyakarta. Bisa ditanyakan ke pihak acara attitude-ku seperti apa, aku juga nggak ngerti kenapa berlebihan ya reaksinya? Tapi ya mau gimana lagi, negara ini bebas berpendapat, misalnya mereka menanggapi aku seperti itu dengan bahasa kasar yasudahlah, cara mereka seperti itu. Kalau ada pihak yang dirugikan, aku minta maaf," jelas Chika kepada Wolipop, Jumat (24/3/2017).
****
DJ bercadar berpesan kepada para hijabers muda agar jangan takut menjadi diri sendiri. Lakukan apa yang memang Anda senang tidak perlu memusingkan omongan orang lain. Ia juga mengingatkan kalau setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan diri.
Hijab dan pakaian menutup aurat lebih dijadikan sebagai tren fashion, bukan pakaian takwa.
Ada beberapa tantangan tren hijab saat ini untuk umat Islam sehingga tidak terbawa opini:
1) Serangan Barat bahwa hijab mengekang perempuan, tidak bisa menampakkan kecantikan dan seterusnya .Tidak boleh direspon secara defensif dengan menunjukkan meski berhijab tetap bisa tampil cantik, menonjolkan lekuk tubuh, bersolek
2) Minimnya pengetahuan tentang batasan syariah dalam berekspresi. Bolehkah menjadi DJ dengan audiens campur baur laki-laki perempuan, bolehkah menari di depan publik dan lain-lain
3) Adanya kepentingan industri dan kaum kapitalis sebagai kiblat fashion muslim sehingga semakin deras arus penyesuaian desain busana muslimah dengan tren fashion dunia, diciptakan make up khusus hijabers dan seterusnya.
4) Kuatnya cengkeraman nilai kapitalis yang memandang perempuan sebagai komoditas dan ‘dihormati’ dengan cara diperlombakan kecantikannya. Misal selain puteri Indonesia dan putri muslimah dan sejenisnya, sekarang juga marak kontes miss pariwisata, miss tekno/internet dan sebagainya.
Carut marutnya pergaulan wanita di zaman ini benar-benar membuat hati kita miris. Fakta-fakta tentang dampak pergaulan bebas semakin hari semakin membuat kita merinding. Data-data tentang banyaknya kasus zina dan hamil diluar nikah, HIV serta aborsi pun sudah tak terhitung lagi.
Pintu gerbang kerusakan tersebut adalah maraknya pergaulan bebas di kalangan muslimah hari ini. Ironisnya, banyak kalangan menganggap pergaulan masalah yang sepele dan remeh terutama dikalangan wanita. Bahkan, mereka menuduh islam telah menjajah kemerdekaan kaum wanita dalam pergaulan. Berbagai gerakan dan organisasi gender dibuat dengan dalih untuk membebaskan wanita dari tawanan agama yang membelenggunya. Untuk itu, hendaknya setiap muslimah senantiasa melazimi adab-adab dalam pergaulan. Di antara adab tersebut adalah:
1. Tidak bertabaruj.
Tabarruj adalah memamerkan dan mempertontonkan aurat serta perhiasan lainnya kepada orang yang tidak halal baginya sehingga orang tersebut tertarik atau tergoda olehnya. Di zaman ini banyak sekali muslimah yang bertabaruj ketika berinteraksi dengan masyarakat. Mulai dari model baju dan celana yang sempit dan pendek sampai make up yang seronok dan berlebihan. Budaya inilah budaya jahiliyyah yang dilarang Alloh dalam firmannya.
“Hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. al-Ahzab [33]: 33)
Termasuk bagian dari tabaruj adalah memakai wangi-wangian dimuka umum sehingga membuat orang yang dilewatinya mencium baunya dan berhasrat padanya.
Rosululloh bersabda: “wanita mana saja yang memakai wewangian, kemudian dia melewati kaum (laki-laki) agar mereka mencium baunya maka dia pezina” (HR. Nasa’i, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban)
2. Menjaga Pandangan dan kemaluan.
Dalam pergaulan wajib bagi wanita menjaga pandangannya dari hal-hal yang diharamkan seperti aurat laki-laki dan memandang laki-laki dengan syahwat. Alloh berfirman;
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An-Nur [24]: 30-31)
Menjaga pandangan merupakan sarana terbesar dalam menjaga kemaluan sebagaimana penjelasan Ibnul Qoyyim dalam kitab beliau al-Jawabul Kafi: “Pandangan adalah asal seluruh bencana yang menimpa manusia. Bermula dari pandangan akan lahirlah keinginan, dan keinginan akan melahirkan pemikiran. Dari pemikiran akan lahirlah syahwat (hawa nafsu) yang pada akhirnya syahwat itu akan mendorong menjadi keinginan yang sangat kuat hingga terjadi apa yang ia inginkan.”
3. Berbicara terhadap lawan Jenis dengan Tegas.
Dalam bergaul di masyarakat dianjurkan bagi seorang wanita muslimah berbicara dengan tegas dan tidak mendayu-dayu sehingga membuat lawan bicaranya terfitnah dengan suaranya. Baik berbicara langsung maupun lewat telefon. Alloh berfirman:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.” (QS. al-Ahzab [33]: 32)
Suara wanita yang mendayu-dayu dan merayu lewat pembicaraan ataupun nyanyian jelas diharamkan.
Dalam hal ini syekh al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum wanita yang melembutkan suara maka beliau menjawab dengan dua jawaban.
Pertama: Seorang wanita tidak boleh berbicara dengan lelaki yang bukan mahramnya (anjabi)kecuali bila dibutuhkan dan dengan suara yang tidak membangkitkan syahwat lelaki. Juga si wanita tidak boleh memperluas pembicaraan dengan lelaki asing melebihi kebutuhan.
Kedua: Melembutkan suara yang dilarang dalam al-Qur’an adalah melunakkan suara dan membaguskannya sehingga dapat membangkitkan fitnah. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh mengajak bicara lelaki asing dengan suara yang lembut. Ia tidak boleh pula berbicara dengan lelaki asing sebagaimana berbicara dengan suaminya, karena hal tersebut dapat menggoda, menggerakkan syahwat, dan terkadang menyeret kepada perbuatan keji. Sementara itu, telah dimaklumi bahwa syariat yang penuh hikmah ini datang untuk menutup segala jalan/perantara yang mengantarkan kepada hal yang dilarang. Adapun perubahan suara si wanita karena malu tidaklah termasuk melembutkan suara. Wallahu a’lam.
4. Menghindari berkholwat/bersepi-sepian deng an lawan jenis.
Berkhalwath adalah berduan dan bersepi-sepi dengan laki-laki asing yang bukan mahromnya. Mahrom adalah seseorang yang haram dinikahi karena sebab tertentu baik selamanya maupun sementara seperti nasab atau sebab lainnya.
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena setan menjadi pihak ketiga yang menggoda di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaul Gholil jilid 6 no. 1813)
5. Menghindari berjabat tangan dan bersentuhan dengan orang yang tidak halal baginya.
Salah satu kesalahan dalam pergaulan wanita yang banyak dilakukan muslimah hari ini adalah sembarangan berjabat tangan dengan lawan jenis. Hal ini sangat marak terutama menjelang moment idul fitri atau di berbagai acara perkumpulan lainnya. Mereka merasanya hambar jika tidak berjabat tangan dengan semua hadirin meski berlawanan jenis. Bahkan, kebanyakan orang menganggap orang yang tidak mau berjabat tangan dengan orang yang bukan mahromnya dianggap “sok suci”.
Padahal Nabi besabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thobroni dishohihkan oleh syaikh al-Albani di dalam ash-Shohihah no. 226)
6. Menjauhi tempat kemaksiatan.
Dalam pergaulan secara umum hendaknya muslimah menghindari tempat-tempat atau acara maksiat karena disitulah setan bermain merekrut mangsanya. Seperti pertunjukkan dangdut, band dan acara sihir/sulap, club malam, diskotik,bioskop, serta tempat-tempat yang banyak maksiat lainnya. Mendatangi tempat-tempat tersebut sangat rawan melemahkan keimanan seseorang kecuali untuk beramar ma’ruf dan nahi munkar. Sebab kebanyakan yang datang ketempat-tempat tersebut adalah orang-orang yang fajir (suka berbuat maksiat).
Komentar
Posting Komentar