@pelatihan
Lagi di lantai 12 ruang rapat 2 gd sentra mulia. Ikut pelatihan reviu laporan kinerja instansi pemerintah (lakip). Semua orang sedang konsen mendengarkan mas narasumber dari kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Sebagian bapak-bapak ada yg terkantuk-kantuk. Bahkan pak H dari inspektorat wilayah saya sampe kedengeran ngoroknya xixixi terus kebangun karena kaget denger suara ngoroknya sendiri. Heheu.
Kata si mas narasumber, reviu lakip ini buat mengecek bener atau ngganya laporan yang dibikin sama biro perencanaan. Dan sumber data buat penilaiannya harus bisa dilacak. Ngga sembarangan kasih nilai.
Alhamdulillah saya memilih untuk tidak jadi auditor. Karena rasanya buang-buang waktu aja deh ngereviu lakip ini. Walau penilaian di laporannya bagus pun, secara realisasi di lapangan kondisinya masih relatif sama parahnya. Misalnya kalo di kementerian aku, yang berubah dari perilaku pegawai di pusat mungkin hanya kita berangkat kantor lebih pagi setiap hari. Secara mayoritas pegawai rumahnya di luar jakarta, seperti aku, harus berangkat jam 1/2 enam tiap hari. Dan perubahan lainnya adalah sekarang banyak banget rapat dalam kantor, hampir tiap hari setiap bagian dan wilayah ngasih undangan rapat.
Pegawai perempuan ngga pernah dipikirkan bagaimana keluarganya dan pendidikan anak-anaknya di rumah. Yang penting masuk kantor, ngga peduli di rumahnya mau kayak apapun kondisinya. Semua kalo perlu pulang malam tiap hari, ngerjain laporan yang mengawang-awang dan jauh dari kondisi realita sehari-hari. Yang laki-laki juga gitu. Kalo perlu tidur di kantor. Sebodo amat anak-anak dan keluarganya di rumah.
Again, again, begini nih sistem negara sekuler. Presiden dan para pejabatnya merasa hebat dengan aturan yang mereka buat sesuai pemikirannya sendiri. Ga ngecek bagaimana di ayat-ayat Allaah swt. Cuma merujuk pada undang-undang dan pasal-pasal buatan manusia. Dan yang paling penting bagi mereka adalah masalah dunia. Masalah yang kelihatan. Masalah material atau berhubungan dengan anggaran dan uang aja. Kalo masalah jiwa, spiritual, akhirat itu diurusi masing-masing pribadi aja. Naudzubillah.
Ya Allaah ijinkan kami untuk bebas dari sistem zalim ini
Komentar
Posting Komentar