An Afternoon with Mba Lilia

Pengen cerita tentang sore kemarin,

Bersama Mba Lilia, mengontak ibu Lala, bernyanyi triLili...

Diawali dengan menembus jalan-jalan Jakarta dari jam 3 kurang sedikit, akhirnya nyampe Tangerang jam 4 lewat, aku ngambil motor dulu di tempat penitipan motor yang di Palem Semi.

Btw, ini tempat favorit aku dan suami untuk nitip motor, karena lokasinya di halaman rumah yang berkonblok dan bersih, kalo hujan dan joknya basah, dilapin dulu sama si Abang petugas jaganya, dan dia udah hapal kalo aku nongol langsung nyari plat CPK, selainnya, motornya berjejer dalam barisan rapi, ngga seperti di tempat lain yang walaupun deket jalan, tapi tempatnya berpasir, berjejalan dan sumpek, kasian motornya digeser-geser melulu.

Terus melaju ke rumah Mba Lilia, sudah berdiri bareng tetangga sebelahnya, nungguin aku, walau langit udah mulai hitam banget, dan ada rintik-rintik hujan, tapi kita maju terus, masa takut sama hujan air... baru kali ini aku boncengin mba lilia, biasanya kan bareng suaminya terus...

Setelah nyari-nyari dikit, akhirnya ketemu, rumahnya daerah depan Mal Shinta, pas kita nyampe, Bu Lalanya pun nyampe juga ke rumahnya, alhamdulillah ketemu.

Mendengarkan para ibu itu berbincang tentang pendidikan anak yang sekarang semakin terbaratkan kurikulumnya, bahkan yang sekolah Islam Terpadu pun perbandingan mata pelajaran Islam dan umumnya paling banyak 50:50, sekolah jadi komersil, orientasinya materi saja. Walaupun masih banyak juga yang kekeuh tetap dengan khasnya sendiri. Dan kurikulum itu sudah pesanan dari pemerintah, yang disetir sama asing, biar anak-anak kaum muslim semakin jauh dari agamanya, walau tetap mereka dibiarkan di KTPnya beragama Islam.

Misalnya, pelajaran hormat bendera merah putih setiap senin, emang penting?
atau, pelajaran demokrasi, HAM, voltaire, dan montesquie, emang penting buat anak kelas 4 SD?
atau, saat reading di pelajaran bahasa Inggris, yang dibaca adalah Deposit Money? dikenalkan sama Bank Riba sejak kecil?

Sementara, pelajaran agama Islam hanya diajarkan shalat, puasa, zakat, haji, surga dan neraka.
Tapi ngga dikenalkan tentang Sistem Pemerintahan Islam, Sistem Ekonomi Islam, Sistem Pergaulan Islam.
Ngga diajarkan tentang para shahabat Rasul SAW yang menerapkan Islam dalam sebuah negara dan Rasul SAW yang jadi khalifah pertamanya.

Masyarakat hanya resah  ketika mereka tidak shalat, tapi tidak resah takut berdosa saat memakan riba atau bunga dari bank konvensional,
Hanya resah ketika tidak shaum ramadhan, tapi tidak resah ketika banyak orang berzina malah dinikahkan, bukannya dirajam, atau koruptor hukumannya cuma 3 bulan, bukannya potong tangan.

Malah aku yang berasa dikasih materi sama Mba Lilia, sangat mencerahkan.

Semoga Allah merahmatimu mba Lilia, uhibbuki fillah...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ke bdn erie citayam

Call for tukang urut

Salute to ...