Pathetic

Alhamdulillah!

Sudah sampai tangerang lagi dan sebentar lg sampai rumah,

Di sepanjang perjalanan yang alhamdulillah ngga macet tadi, sambil baca buku Dalam Dekapan Ukhuwahnya Salim A. Fillah, seneng sama cerita-ceritanya, subhanallah dengan pilihan hidupnya, berdakwah, mewakafkan diri untuk agama Allah yang tercinta, how beautiful his life is. Melayakkan diri untuk masuk surga Allah. Semoga aku juga bisa melaksanakannya.

Pas sebelum pulang tadi, pas masih ngantri ngabsen teng jam setengah 5. Ketemu seorang Mba senior di kantor, bertanya kabar resign aku, dan beliau cerita, sebuah hal yang dia alami, dan naudzubillah, itu terjadi sama Mba ku itu? Rasanya aneh.

Awalnya mba it nanya tentang bagaimana hukumnya bersahabat antara pria dan wanita? Boleh atau ngga? Ada atau ngga dalam Islam?

Bahwa Rasulullah saw melarang khalwat dan ikhtilath, kalau sahabatan udah pasti biasanya kan curhat-curhatan, mengabarkan segala sesuatu yang sedang dia rasakan.

-to be continued-
udah nyampe rumah

_ dilanjutkan _

Hari senin kembali tiba,

tadi pagi berangkat sama suamiku tercinta, dia mau ke Thamrin, dan aku terus ke kuningan,

aku cerita hal di atas sama suami, and i promise to myself that thing wouldnt ever happen to our marriage, naudzubillah...

Jadi si Mbak ini, telah berdalih menjalin persahabatan dengan teman satu instansinya, padahal si Mbak dan teman lelakinya udah sama-sama punya istri-suami dan punya anak.

Tapi temannya mbak ini malah bilang suka sama si mbak, astagfirullah... katanya diawali dengan bertukar pesan BBM, curhat-curhatan, dan pada suatu hari temennya si Mbak bilang suka.

Mungkin kejadiannya yang seperti sudah banyak terjadi di kantor, instansi dan lembaga-lembaga lain, tapi agak sedih juga mendengar itu dari mbak temen kantor ini, tak bisakah teman perempuan untuk berbagi?

bukannya kita- para double woman- sudah menikah, punya suami, sebagai sahabat, untuk mencurahkan segala cerita, segala unek-unek, segala perasaan, bahagia, senang, sedih, duka, apapun ke suami kita, tidak cukupkah suami sebagai sahabat laki-laki satu-satunya?

dan ada Allah swt, yang maha Melihat, saat ijab kabul menikah kita rela, berjanji, untuk tidak mengkhianatinya, tidak membuatnya sedih dan marah, untuk menjadikannya sebagai pemimpin, pastinya suaminya sedih dong kalo tahu istrinya curhat-curhatan sama laki-laki lain.

pas aku tanya sama si Mbak, "Suami mbak tahu cerita ini?", "ya ngga tahu Rul, bisa-bisa aku ngga boleh keluar rumah nanti,"

innalillahi, ya Allah berilah kesadaran pada mbakku ini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ke bdn erie citayam

Call for tukang urut

Salute to ...